Minggu, 19 November 2017

Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor

Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor

Tugas Supervisor - Di lapangan kerja semasing staf, termasuk juga supervisor line mempunyai beberapa tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaannya. Performent supervisor bisa diukur atau dinilai berdasar pada kekuatan dalam merampungkan susunan pekerjaan serta tanggung jawab di lokasi yang telah di tentukan oleh menejemen buat mereka. Arti untuk lokasi tanggung jawab yang telah di tentukan ini di sebut jadi Key Responsibility Areas (KRA). Saat ini aku juga akan menerangkan apa yang disebut dengan KRA umum dari supervisor line? 
KRA pengawas produksi begitu beragam bergantung pada susunan organisasi. Di sebagian pabrik garmen yang masih tetap kurang terorganisir serta masih tetap belum juga mempunyai departemen tehnik industri (IE) yang menolong pengawas produksi dalam persiapan produksi, seperti analisa garmen, buat tata letak line (lay out) keperluan tenaga kerja serta perhitungan tujuan dan lain-lain, hingga semuanya pekerjaan itu masih tetap dibebankan pada supervisor produksi garment, tetapi di pabrik garment besar serta moderen biasanya 
sudah mempersiapkan persiapan produksi di departemen tehnik industri Oleh IEs (Industrial Enginers). Hingga tanggung jawab Supervisor juga akan banyak menyusut. 

Pada artikel ini, aku juga akan menerangkan tanggung jawab pekerjaan yang paling umum dari supervisor line. Daftar ini di buat mengingat minimnya peranan dari departemen Tehnik Industri di pabrik. 

Bagian tanggung jawab paling utama seseorang supervisor line adalah jadi berikut 


1. Disiplin di Lapangan : 
Disiplin di lapangan kerja begitu perlu untuk membuat budaya kerja yang baik di perusahaan. Seperti starting line on time pada pagi hari, matikan mesin jahit waktu tak ada pekerjaan atau operator yang tak ada di mesin. Operator mungkin saja tidak sadar bagaimana berperilaku di lapangan produksi. Supervisor bertanggungjawab untuk melatih hal itu pada operator serta helper. Umpamanya, operator mesti melindungi lantai tetaplah bersih, melindungi accessories ditempat yang ditetapkan, serta baiknya tidak bicara dengan operator beda sepanjang jam kerja. 

2. Model Analysis : 
Adalah pekerjaan perlu untuk supervisor untuk mempersiapkan sampel model yang juga akan dimuat di linenya serta mengkaji detil konstruksi garmen serta operasi. Supervisor mesti betul-betul tahu apa yang perlu dikerjakan. Bila ada hal yang membingunkan, dia mesti menghubungi merchandiser serta memperoleh klarifikasi. Kriteria kwalitas dapat didiskusikan dengan tim QC atau merchandiser. Walau hal semacam ini dibicarakan serta diklarifikasi dalam PP meeting (rapat Pra-Produksi), beberapa hal yang semua mungkin saja tidak tercakup dalam pertemuan itu. Mengecek apakah semuanya trim yang butuh dibawa dari gudang sebelumnya mulai lay out. 

3. Line Setting : 
Dalam penyusunan line supervisor membuat mesin serta mngatur mesin berdasar pada manfaat operasi sistem garment. Dalam hal semacam ini supervisor pilih operator yang paling cocok dari operator yang ada untuk tiap-tiap operasi. Supervisor mengajarkan langkah lakukan pekerjaan (mencakup sistem menjahit, menggambar dan lain-lain) duduk di mesin serta memberikan instruksi padanya bagaimana lakukan operasi di bagian awal dst. 

4. Seleksi Mesin : 
Mesin serta perlengkapan jahit apa yang perlu dipakai untuk model yang juga akan ditangani serta berapakah banyak mesin yang perlu dialokasikan untuk operasi spesifik ditetapkan oleh supervisor line. Tidak seperti teknik industri (IE), supervisor tidak bisa berencana kriteria mesin terlebih dulu tetapi mereka mengerjakannya berdasar pada keperluan aktual untuk penuhi tujuan produksi harian. 

5. Line Balancing serta kontrol WIP (work in sistem) : 
Meratakan beban kerja selama jalur line produksi begitu perlu untuk tingkatkan kemampuan produksi. Tidak bisa ada line yang mempunyai keunggulan beban kerja dalam sistem jadi persediaan (bottleneck). 
Bacalah juga tentang line balancing. 

6. Training Operator : Walau perusahaan membangun pusat kursus untuk menjahit kursus operator atau cuma mempekerjakan operator memiliki pengalaman, supervisor butuh melatih operator tidak trampil dalam pekerjaan itu. Sesaat operator peserta kursus dialokasikan untuk operasi serta operator peserta kursus tidak percaya bagaimana lakukan pekerjaan itu atau sangsi untuk ikuti cara operasi, supervisor ' Tanggung jawab adalah untuk menuntun serta memberikan instruksi mereka cara yang benar untuk lakukan operasi itu. 

7. Meeting Tujuan Production : 
Pengawas line diberi tujuan produksi sehari-hari berdasar pada sumber daya yang ada dalam satu line (mesin serta tenaga kerja). Supervisor bertanggungjawab untuk hasilkan jumlah tujuan pada akhir jam kerja. Untuk penuhi tujuan itu, supervisor butuh memonitor kecepatan kerja operator, loading kerja, saat hilang/lost time dan lain-lain. Senantiasa terdapat beberapa argumen saat berlangsung hasil produksi rendah. Oleh karenanya supervisor butuh mencari langkah untuk menjangkau tujuan produksi harian. 

8. Kwalitas Stitching : 
Kwalitas garmen datang dari operator menjahit. Walau pabrik melibatkan QC di sewing untuk mengatur kwalitas jahitan, supervisor line bertanggungjawab untuk hasilkan garment dengan kwalitas paling baik. Supervisor butuh menjaga persentase cacat atau tingkat Difect yang rendah. 

Pekerjaan serta susunan tanggung jawab supervisor itu diatas tidak mutlak di tiap-tiap pabrik garment. Mungkin saja ada yang lebih serta ada yang kurang. Hal itu adalah kewenangan menejemen untuk menaikkan atau kurangi pekerjaan supervisor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar